Thursday, 16 January 2014

BAGAIMANA KONSEP KAMPUS MADANI


 MEMBANGUN KONSEP KAMPUS MADANI


Saya sangat percaya bahwa perubahan akan banyak dipengaruhi dari kampus. Peran besar kampus tuk pembangunan. Dalam konsep quadrohelix yang diangkat oleh etzkowits. Kampus adalah inti dari dinamo sektor pemerintah swasta dan masyarakat. Sehingga perhatian terhadap suasana kampus yang progresif dan adaptif terhadap perubahan bangsa sangat diperlukan.

Kampus adalah miniatur dunia nyata. Meski kampus itu sangat ideal tanpa intervensi eksternal yang berlebihan. Tapi bisa jadi latihan. Sehingga aktivis mahasiswa melalui lembaga kemahasiswaannya dituntut untuk mampu merekayasa suasana kampus agar “hidup”. Dalam konsep pembangunan peradaban yang diangkat oleh revolusioner hasan al banna. Ada lima tahapan perbaikan peradaban.

Perbaikan individu-keluarga-masyarakat-negara-peradaban. Konsep ini sudah terbukti berhasi di turki oleh AK partii. Kampus berperan dimana? Berperan dalam perbaikan individu dan masyarakat. Individunya mahasiswa dan masyarakat civitasnya. Individu yang baik akan melahirkan keluarga yang baik. Masyarakat yang baik akan jadi unsur perbaikan negara yang produktif.
Sehingga pada akhirnya kampus berperan dalam perbaikan empat tahap. Dan akan menunjang pembangunan peradaban. Kita berharap, kampus bisa melahirkan alumnus yang kompeten dan religius. Menjadi unsur positif perbaikan negara. Para alumnus ini nantinya akan menjadi birokrat, pengusaha, sociopreneur, politisi, dll. Mereka unsur perbaikan negara.

Bagaimana caranya? Diperlukan berbagai upaya utk merekayasa suasana kampus. Mahasiswa yang peka keadaan bangsa. Mahasiswa perlu disadarkan bahwa ia dikampus tidak hanya untuk kuliah (hardskill). Tapi juga softskill dan lifeskill. Softskill itu kapasitas bersosial dan bermasyarakat. Lifeskill itu idealisme. Perbaikan individu dilakukan dengan proses kaderisasi yang bertahap dan berkelanjutan. Secara individu dan aktif.

Kaderisasi tidak akan efektif jika hanya seadanya, pasif, dan tidak intens. Ingat kaderisasi itu bukan diklat dan seminar. Kaderisasi yang baik meliputi empat tahap yakni, pengenalan, pembentukan, pengorganisasian, dan eksekusi. Kaderisasi yang baik mengubah objek kaderisasi menjadi subjek kaderisasi. Ia mampu mentransfer nilai&ilmu. Kepada generasi slnjtnya

Kaderisasi dimulai dari membuat profil atau karakter yang diharapkan. Itulah output. Prinsip : mulai dari akhir. Berakhir di awal. Setelah buat profil kembangkan metode yang tepat. Susun materi yang sesuai. Lalu susun kurikulum kaderisasi. Bentuk kaderisasi dan pembinaan individu yang saya nilai efektif adalah mentoring. Sifatnya personal dan coaching.

Lalu utk perbaikan masyarakat, buatlah sebuah indikator keberhasilan yang tepat. Apa sih suasana kampus yang kamu harapkan? Sistem kemahasiswaan yang penuh kontribusi kebangsaan. Kepanitiaan yang produktif. Suasana yang saling mengingatkan dalan kebaikan. Kita berharap mahasiswa di kampus lebih mencintai bangsa dan negara ketimbang dirinya sendiri.

Kita berharap mahasiswa tidak individualis dan berpikir masa depannya saja. Tapi bisa menempatkan diri sebagai unsur perbaikan bangsa. Kita berharap mahasiswa tidak mendewakan IPK. Tapi berlomba dalam memberi kontribusi perbaikan  Negara. Kecil tapi bermanfaat. Kita berjuang agar diskursus diantara mahasiswa bukan tentang kesenangan dunia saja. Tapi banyak bobot tentag tantangan & perbaikan negara.

Kita berjuang melalui berbagai kegiatan agar mahasiswa bisa menyalurkan potensinya untuk berkontribusi terhadap pembangunan. Melalui unit mahasiswa kita salurkan potensi minat dan bakat utk membuat negeri ini tersenyum. Melalui himpunan mahasiswa kita kembangkan kompetensi akademik dan keprofesian sebagai embrio solusi tantangan bangsa.

Melalui badan eksekutif kita sinergikan semua potensi tsb dalam satu visi besar tentang bangsa dan negara. Kita menempatkan diri bukan sebagai beban negara. Tapi sebagai unsur strategis perbaikan negara. Produktif. Kita menempatkan organisasi kemahasiwaan sebagai pendobrak kebuntuan pembangunan. Dan bekunya moral pemimpin negeri.  Kita berjuang agar setiap hari wisuda, kita telah mewisuda para negarawanmuda yang akan membangun negeri.

Kita berjuang dan berlatih sebagai pemimpin di kampus sebagai bekal memimpin negeri. Ini bukan tentang ambisi pribadi. Tapi tentang ambisi besar negeri ini yang rindu menjadi negeri yang disegani di dunia. Ini bukan tentang haus kekuasaan tapi tentang haus akan perbaikan dan keinginan berkontribusi untuk negeri. Perjuangan sebagai mahasiswa memang cukup kompleks. Mendorong sesama mahasiswa,meyakinkan.mereka tuk bergerak.

Bisa jadi bagian yang menantang dikampus adalah meyakinkan sesama mahasiswa untuk bergerak. Memakan energi. Banyak konflik. Tapi itulah romantisme sebagai mahasiswa. Jadi aktivis itu berat. Tapi itulah sisi perjuangannya. Mewakafkan diri untuk negara. Bayangkan sebuah suasana kampus yang setiap harinya di isi oleh kompetensi positif tentang kompetensi dan kontribusi.

Taman Kampus yang sore hari di isi oleh diskusi, dialektika. Dan mimbar bebas untuk menyuarakan kegelisahan rakyat. Papan publikasi kampus yang berisikan prestasi mahasiswa. Kegiatan sosial, Pengembangan kewirausahaan dll. Diskusi mahasiswa membicarakan isu terbaru dalam negeri. Tidak sekedar mengutuk negeri, tapi berbagi tentang solusi perbaikan

Kita berjuang agar mahasiswa bisa saling mengapresasi. Berlomba dalam membangun negeri. Berpikir tentang negara bukan diri. Kita berjuang agar mahasiswa yang lulus berpikir saya akan membuka lapangan kerja dimana. Bukan saya mau kerja dimana. Kita bermimpi tentang indonesia yang lebih baik. Indonesia yang beradab. Sejahtera dan adidaya. Dimulai dari kampus yang produktif.  Dari kampus madani menuju indonesia yang berdaya saing.
Sekian Semoga Bermanfaat  :)
AGUNG ARDIANSYAH
-SmilingSpirit-

2 comments:

  1. artikelnya bagus kak, tapi lebih bagus lagi kalau dicantumkan referensinya :)

    ReplyDelete