Thursday, 21 May 2015

Untuk-mu Para Aktivis

Untuk-mu Para Aktivis

Untuk-mu Para Aktivis Ku Tulis Pesan ini..
Untuk-mu Para Aktivis, apakah kalian pernah dengar cerita tentang "Pengalaman Pertama Bung Karno Naik Kuda????"

Belum???? Baiklah..

Untuk-mu para Aktivis..
Tepat Tahun 1946 ketika Negara kita baru 1 Tahun Merdeka, dimana Rakyat kita pada masa itu belum mengerti benar Arti Merdeka, Bahkan sebagian dari mereka ada yang mengartikan Merdeka adalah bebas naik Kereta Api kemana saja, sampai akhirnya ketika seorang kondektur hendak memungut ongkos, Mereka tersinggung "Lho" Teriak Rakyat, "Kan Kita sudah Merdeka". Hahahaa *Tertawalah wahai Aktivis*
Bukan kah mereka tak Se-Cerdas dirimu??? Bayangkan saja pada masa itu prajurit kita saja banyak yang masih buta huruf. Tidak jarang seorang Prajurit Naik Pangkat sehari Tiga Kali.. Sama seperti orang minum obat. Singkatnya, suasana di tubuh militer kita benar-benar unik. Maklumlah, Setahun Merdeka!

Wahai Aktivis, apakah kau Tahu, Dulu Rakyat kita tak Se-Sopan dirimu.
Terhadap Bung Karno, Tak seorang pun memanggil Tuan Presiden, apalagi Paduka yang mulia sebagai sebutan formal. Mereka tetap menyebut "Presiden Bung Karno," Gabungan dari jabatan resmi dan panggilan akrab sehari-hari.

Wahai Aktivis, apakah Kau Tahu, Dulu Presiden Pertama-mu tak Se-Berani dirimu. 
Dulu, ketika kita hendak merayakan hari jadi kesatu, angkatan perang kita merencanakan sebuah peringatan, seperti layaknya angkatan perang-angkatan perang Negara Merdeka lainnya. Salah satu tata cara militer yang sudah direncanakan semegah-megahnya untuk ukuran Negara berusia Satu Tahun Adalah Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno melakukan inspeksi pasukan... NAIK KUDA!!!
Bayangkan! Betapa gagahnya presiden kita meng-inspeksi pasukan yang berbaris-baris sambil menunggang kuda. Tapi, sayang seribu sayang, Bung Karno Tak Pernah naik Kuda. :)

Tapi, Apakah kau tau bagaimana cara Bung Karno menenangkan diri dan orang-orang yang mencemaskan dirinya????
Kepada Fatmawati istrinya, Bung Karno hanya berkata "Tak perlu khawatir wahai Istriku, Kan pawainya besok, Aku akan belajar dalam satu hari."

Akhirnya, seorang perwira kaveleri dengan tekun memberikan pelajaran berkuda kepada Presiden-nya. Dan di akhir sesi Latihan, kepada si kaveleri itu, bung Karno menyampaikan pesan dengan suara pelan .... "Untuk pawai besok, berilah saya kuda yang paling lunak, paling tua, paling jinak dan hampir mendekati kematiannya ...''
Bisa kalian tebak apa yang ada di fikiran bung Karno pada saat itu???? hhehe
Tak bisa dipungkiri Bung Karno sebenarnya memendam rasa cemas dan khawatir. Apa jadinya kalau saat inspeksi besok mendadak si kuda menjadi beringas dan tak terkendali??? Bagaimana kalau Presiden kita terpental lalu jatuh dari punggung kuda??? Apa kata dunia???!

Dan, tahukah engkau apa jawaban si Kaveleri setelah mendengar pesan Bung Karno???
Ia menjawab "Tidak, Pak. Tidak pantas untuk Bapak. Kuda yang Bapak naiki harus kuda yang Muda dan Garang. Dia harus memperlihatkan semangat tempur yang menyala-nyala, dan kuda yang terbaik dari seluruh kelompok kuda yang ada di angkatan perang kita."

Mendengar jawaban si Kaveleri, Rasa cemas untuk kesekian kalinya hanya bisa Bung Karno Pendam, Bahkan sekalipun udara malam begitu dingin, toh tak membuatnya segera nyeyak tidur. :)

Pagi pun menjelang, saat yang dicemaskan pun tiba.
Terompet Berbunyi Peratataaattt-pereteteeett, Genderang berderam-deram, pasukan berdiri tegap, dan .. Presiden Soekarno Menaiki Kudanya. Itulah acara Presiden inspeksi pasukan! Binatang itu berjalan mengikuti irama musik ... dan ... astaga! Menjadi liar.. persis seperti yang digambarkan perwira kaveleri pelatihnya, kuda yang dipersiapkan untuk Bung Karno adalah kuda yang paling gagah, paling beringas dan paling Liar.

Meski kepala tegap menatap kedepan, tak dapat disangkal Bung Karno sedikit ciut nyali. Akan tetapi, ketika ia melihat pasukan yang berbaris rapi yang sedang ia inspeksi.. munculah sifat pelagaknya .. sorak-sorai dan teriakan gembira dari Rakyat yang berjejal-jejal di lapangan pawai, spontan menghidupkan semangat.

Suasana itu membuat Bung Karno tenang dan sadar .. Hilang rasa cemas, dan muncul teori-teori berkuda yang telah di ajarkan si perwira kaveleri kemarin. Maka, dengan sigap Bung Karno segera memainkan pergelangan, menguasai tunggangannya dengan baik, Bung Karno mengendalikan langkah kuda dengan begitu Gagah, sehingga kuda berjalan dengan langah tenang dan teratur seperti yang dikehendaki..

Dan.. Kuda Gagah itu tidak pernah menyadari bahwa tuannya lebih gentar menghadapi peristiwa itu dari pada binatang itu sendiri. :)

Untuk-mu para aktivis..
Dari cerita diatas sesungguhnya saya hanya ingin mengingatkan kepada diri sendiri & terkhusus kepada kalian rekan seperjuangan.

Terkadang, rasa takut terhadap Amanah yang ada di pundak kita terasa begitu berat, tapi bukankah dengan ketenangan dan dengan barisan yang teratur serta sorak-sorai dari mereka yang kita cintai akan mendorong langkah kita untuk tetap tegap berdiri, hingga amanah kita berakhir dengan baik. :)

Banyak orang takut terhadap Politik.
1 Quotes yang saya pelajari "Politic Its Never Fair Play, But Evrything its Can't Be Played Without Politic"

Hari ini saya begitu sedih, karena banyak diantara kita yang takut menunggang kuda sebelum inspeksi pasukan sampai.
Demokrasi Kampus mulai redup, banyak diantara kita yang berlaku apatis hedonis.

Wahai aktivis..
Apakah aktivitas kampus mu begitu menyibukan???
Atau saat ini kau sedang sibuk berbisnis???
Atau bahkan Games, Jalan-jalan, nongkrong, nonton dan hal-hal lain di luar kampus menghambat mu untuk Aktif Dan Belajar lebih????

Wahai Aktivis..
Aku rindu..
Aku rindu Semangat mu..
Aku Rindu Kuda Kaveleri mu..
Dimanakah peran kita sebagi generasi yang Cerdas, Sopan, Dan Berani???
Sudahkah semuanya berakhir sampai disini????

Boleh kita sepakati dengan kata TIDAK!!!!
*HIDUP MAHASISWA*

Jum'at, 22 Mei 2015
Dikutip dari buku tercinta "Total Bung Karno."

Bangunlah Mahasiswa Harapan Itu Masih Ada!!!!!
Agung Ardiansyah
Seorang Pembelajar
Yuk Bisnis, Yuk Berorganisasi & Yuk Berprestasi.
SmilingSpirit :)

1 comment:

  1. Kawan, semangatku terus membara, kuda kavaleriku sebentar lagi akan berpacu kencang. maka saksikan aku mengilhami semangat Bung Karno, ketulusan Bung Tomo, keshalihan M. Natsir. Maka mari kita hebatkan diri kita. kita tumbuh bersama, saling menguatkan laksana Umar seperti Singa Padang Pasir dikala siang, dan seperti rahib yang memberikan keningnya dan seluruh air matanya setiap malam hari.
    Semangat.
    Pansus XIV. Independen, Profesional............. Spirit.. (y)

    Colek Deris, dkk :D

    ReplyDelete